Review Film: Fetih 1453

"Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menakhlukkan adalah sebaik-baiknya pemimpin. Dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baiknya pasukan."

Hadist yang diriwayatkan Ahmad Hanbal Al-Musnad tersebut merupakan perkataan Rasulullah yang disampaikan pada sahabatnya Abu Ayub al-Ansari di Madinah sekitar 627 Masehi. Delapan abad setelahnya, lahirlah sosok yang dimaksud di Edirne, Turki. Film Fetih 1453 merupakan film bertema sejarah atau diangkat dari kisah nyata tokoh yang dimaksud.


Review Film: Fetih 1453
(www.imdb.com)

Mehmed II atau Sultan Muhammad Al Fatih sebenarnya telah naik tahta saat usia 12 tahun saat ayahnya mengundurkan diri. Namun karena dianggap terlalu muda, Perdana Menteri Halil Pasha menurunkannya dari tahta kekaisaran Turki Utsmani dan mengangkat Sultan Murad kembali bertahta. Mehmed kembali bertahta saat ayahnya wafat. 

Saat bertahta kembali, awalnya sempat diremehkan baik oleh rakyatnya sendiri maupun oleh raja-raja pesaingnya. Tak terkecuali kekaisaran Romawi Timur yang malah menunjuk Shehzade Orhan sebagai sultan boneka setelah mengetahui Murad Bey wafat. Mehmed dianggap tak berwibawa karena pernah digulingkan. Tak sampai disitu, Kaisar Konstantin XI berencana mendukung pemberontakan Karamanoglu Ibrahim terhadap kesultanan Turki.

Konstantinopel (saat ini bernama Istambul) merupakan ibu kota Romawi Timur yang berada di jalur strategis antara Laut Hitam dan Laut Marmara. Kota ini dikenal memiliki benteng dengan dinding yang sangat tebal dan pasukan pertahanan yang tangguh. Tak heran kota ini mempu mengawasi semua pelayaran yang melintasi Selat Bosporus. 


Review Film: Fetih 1453
(1sosyalmedya.com)

Mengetahui Mehmed akan melakukan pengepungan, Paus di Vatikan khawatir jika Roma akan menjadi tujuaan selanjutnya jika Konstantinopel benar-benar jatuh. Paus menawarkan bantuan pada Kaisar Konstantin XI untuk menghimpun Tentara Salib dengan syarat kotanya harus menerima kewenangan Vatikan. Namun kebanyakan rakyat Konstantinopel yang beragama Orthodox merasa keberatan jika menerima kewenangan dari Vatikan yang notabene beragama Katolik. 

Mehmed mempersiapkan pengepungan Konstantinopel dengan matang. Dibuatnya ratusan kapal perang di Gallipoli. Dibangun pula pabrik-pabrik persenjataan. Dihimpunnya ratusan ribu pasukan. Mehmed juga membangun Benteng Bogaz Kesen atau Rumelia Hisari. Benteng yang menghadap langsung ke Selat Bosporus ini dibangun dengan tujuan memblokir pelayaran Laut Hitam ke Laut tengah atau sebaliknya dengan tujuan menciptakan blokade terhadap Konstantinopel. Saat itu pula dibuat meriam terbesar yang belum pernah dibuat sebelumnya. Meriam yang diberi nama Basilica ini bertujuan untuk merontokkan dinding pelindung kota Konstantinopel yang terkenal kokoh dan tebal.

Sebelum perang, Mehmed menawarkan agar Kaisar Konstantin menyerahkan kotanya tanpa syarat sehingga tidak terjadi pertumpahan darah. Semua harta dan nyawa penduduk kota akan dijamin oleh sultan. Namun kaisar menolak tawaran itu. Perperangan tak terhindarkan. 


Review Film: Fetih 1453
(www.scnscr.me)

Awalnya Meriam Basilica berhasil membuat lubang besar di dinding benteng. Namun dengan cepat pasukan pertahanan Konstantinopel berhasil menutupnya sebelum pasukan Turki menyerbu masuk. Karena alasan teknis, meriam ini tidak bisa terlalu sering ditembakkan. Akhirnya pertempuran berlangsung berlarut hingga berhari-hari. Kerugian di pihak Turki semakin banyak ditandai banyaknya tentara yang menjadi korban. Sultan bertambah putus asa ketika mendengar pasukan Hongaria akan bergabung melawannya. Ditengah keputus-asaan itu, datanglah Syeh Agung Pemsettin. Setelah mendapat nasihat sang guru, kepercayaan diri Mehmed kembali. 


Review Film: Fetih 1453
(www.kinokalender.com)

Setelah bertempur dengan sengit akhirnya pasukan Turki berhasil menembus dinding kota dan mengibarkan panji kebesarannya di atas menara benteng. Pasukan konstantinopel berhasil di taklukkan dan kaisarnya terbunuh. Mehmed memasuki kota dengan kemenangan. Saat melangkah memasuki Hagia Sopia yang menjadi bangunan simbol Kota Konstantinopel, ditemukannya banyak anak-anak, wanita, dan orang lanjut usia dari kalangan penduduk kota yang tidak ikut berperang. Dihadapan mereka, sang sultan berjanji akan menlindungi nyawa dan harta penduduk kota. Tak hanya itu, mereka juga dibebaskan memeluk keyakinan mereka masing-masing. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan para Tentara Salib yang membantai semua penduduk desa muslim di kawasan Balkan.

Film Fetih 1453 dibuat selama 3 tahun dengan biaya $ 17 juta yang dirilis 16 Februari 2012 dengan durasi 160 menit. Film yang disutradarai Faruk Aksoy ini ditayangkan diberbagai negara seperti AS, Britania, Perancis, Mesir, Uni Emirat Arab, Kazakhstan, Georgia, Jerman, Belanda, Makedonia, Rusia, Azerbaijan, Korsel, Jepang, dan beberapa negara lainnya.



Sumber:
Wikipedia
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Judul: Review Film: Fetih 1453
Ditulis Oleh Alfiandi's Blog
Jika mengutip harap mencantumkan sumber dan memberikan link menuju ke artikel Review Film: Fetih 1453 ini. Segala bentuk pelanggaran hak cipta akan dilaporkan ke DMCA Takedown. Komentar yang tidak sopan dan tidak berhubungan dengan topik seperti promosi, jualan, dsb tidak akan dipublikasikan. Terima kasih atas perhatiannya. Happy Blogging :)
Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
8/09/2020 08:14:00 PM ×

assalamualaikum...
MaasyaAllah kak bermanfaat sekali review fim ini, jadi lebih faham dan lebih tau inti filmnya.

Selamat Ilham Ardhan dapat PERTAMAX...! Silahkan antri di pom terdekat heheheh...
Balas
avatar
admin
Thanks for your comment