Pembangunan Sektor Industri dan Wisata Setelah Lima Tahun Jembatan Suramadu

Pulau Madura merupakan sebuah pulau yang termasuk dalam wilayah Provinsi Jawa Timur. Letaknya disebelah timur laut Pulau Jawa. Dari data wikipedia, pulau ini memiliki luas  kurang lebih 5.168 km persegi yang terdiri dari 4 kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep dengan jumlah total penduduk sekitar 4 juta jiwa. Pulau Madura dihuni oleh Suku Madura yang merupakan salah satu populasi dengan jumlah terbesar yang tersebar di Indonesia.

Peta Pulau Madura
Sumber: Wikipedia

Berbeda dengan Pulau Jawa, di Pulau Madura tidak terdapat gunung berapi. Inilah yang menyebabkan jenis tanah di Pulau Madura kurang subur sehingga tidak cocok untuk bertani kecuali untuk bercocok tanam jagung, singkong, tembakau serta beternak sapi. Tak khayal, banyak penduduk dari Suku Madura yang lebih memilih meninggalkan tanah leluhurnya untuk merantau ke daerah-daerah lain di Indonesia seperti Jawa dan Kalimantan. Umumnya mereka bermata-pencaharian sebagai pedagang di tempat perantauannya. Sedangkan Pulau Madura sendiri menjadi relatif tertinggal dalam bidang infrastruktur dan ekonomi jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Provinsi Jawa Timur.
Oleh karena itulah pemerintah membangun Jembatan Suramadu. Jembatan Suramadu menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura, tepatnya menghubungkan Kota Surabaya sebagai kota metropolitan yang sekaligus ibu kota Provinsi Jawa Timur dengan Kabupaten Bangkalan yang merupakan kabupaten paling ujung di bagian barat Pulau Madura. Jembatan Suramadu memilik panjang 5.438 meter dan pembangunannya diperkirakan menghabiskan dana 4,5 triliun rupiah. Diresmikan pembangunannya di era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri tepatnya pada tanggal 20 Agustus 2003 dan rampung di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di tahun 2009.

Jembatan Suramadu
Sumber: gameedukasi.com

Jembatan ini dibangun dengan harapan menggali potensi ekonomi yang ada di Pulau Madura, merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian baru, dan juga mempercepat akses Pulau Jawa-Madura yang sebelumnya hanya dihubungkan dengan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan Kamal Bangkalan dan beberapa pelabuhan-pelabuhan kecil lainnya yang tersebar di empat kabupaten di Pulau Madura. Dengan adanya akses darat ini, diharapkan akan memperlancar arus perpindahan, baik itu perpindahan orang maupun perpindahan barang, yang akan berdampak pada efisiensi waktu dan biaya distribusi. Harapan lain dibangunnya jembatan ini adalah agar terciptanya pemerataan baik dalam hal ekonomi, jumlah penduduk, dan pendapatan yang saat ini hanya terpusat di kota metropolitan Surabaya dan sekitarnya saja sebagai pusat daerah-daerah industri.
Jembatan Suramadu resmi dibuka tepatnya pada tanggal 10 Juni 2009. Artinya sudah lima tahun jembatan yang menjadi ikon masyarakat Jawa Timur dan Indonesia ini beroprasi. Namun dalam kurun waktu tersebut dirasa keberadaan jembatan ini belum memberikan dampak yang signifikan dalam mendongkrak perekonomian khususnya di Pulau Madura. Sampai saat ini masih terlihat kesenjangan ekonomi antara kapubaten-kabupaten yang ada di Pulau Madura dengan kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Timur. Jembatan Suramadu sampai saat ini hanya dirasa sebatas mempercepat transportasi saja, namun dampak ekonominya belum dirasakan semua masyarakat sekitarnya khususnya masyarakat Pulau Madura. Hal ini nampak pada daerah sekitar Kabupaten Bangkalan. Harusnya Bangkalan menjadi prioritas yang didahulukan kalau ingin membangun Pulau Madura. Hal ini karena Bangkalan sebagai pintu gerbang Pulau Madura dan merupakan yang berhubungan langsung dengan Jembatan Suramadu serta merupakan kabupaten yang paling dekat dengan pusat industri Jawa Timur yaitu Surabaya. Seharunya setelah lima tahun beroprasinya Jembatan Suramadu sudah mulai tumbuh kawasan industri di daerah ini. Semestinya di daerah Bangkalan saat ini sudah tumbuh pabrik-pabrik yang mampu menyerap tenaga kerja, khususnya tenaga kerja lokal Madura yang tidak hanya berasal dari Bangkalan saja tapi juga dari Sampang, Pamekasan, dan Sumenep sehingga mampu mengurangi angka pengangguran. Namun pada kenyataannya hingga lima tahun beroprasinya Jembatan Suramadu, kawasan Bangkalan ini masih belum ada pembangunan pabrik-pabrik yang mencolok sebagai tanda munculnya kawasan industrialisasi baru di Pulau Madura.
 Untuk mewujudkan pembangunan ini diperlukan kontribusi dari berbagai pihak khususnya masyarakat sekitar dan pemerintah, dalam hal ini BPWS (Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura) dan juga para pemerintah daerah di sekitar Suramadu. BPWS perlu melakukan sinergi dengan melibatkan masyarakat, khususnya masyarakat atau tokoh masyarakat Madura asli yang mengerti seluk-beluk keadaan di Pulau Madura dan juga para kepala daerah khususnya Bupati Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Dengan adanya sinergi tersebut diharapkan kendala-kendala seperti pembebasan lahan dan masalah negosiasi lainnya dalam pembangunan kawasan ekonomi di Pulau Madura khususnya di wilayah Bangkalan yang paling dekat dengan Jembatan Suramadu dan Kota Surabaya bisa cepat teratasi. Disamping itu juga diperlukan tambahan sarana pendukung seperti jalan raya, peningkatan daya listrik, serta penyedian air bersih untuk kebutuhan permukiman dan industri agar pembangunan perekonomian di Pulau Madura lebih efektif, begitupun juga juga diperlukan peningkatan kualitas pendidikan agar mampu menyiapkan sumber daya manusia yang unggul.
Jika Bangkalan sudah menjadi wilayah industri seperti halnya kawasan Rungkut di Surabaya atau Cikarang di Bekasi, maka kebupaten-kabupaten lainnya di Pulau Madura akan mengikuti. Perlahan pertumbuhan ekonomi itu pasti akan menggeliat hingga ke Sampang, Pamekasan sampai Sumenep yang paling timur. Selain itu juga tentunya akan menggali potensi wisata di Pulau Madura. Saat ini wisata sudah menjadi kebutuhan primer bagi manusia untuk melepas penat setelah bekerja. Pulau Madura sebenarnya memiliki banyak potensi wisata. Mulai dari wisata bahari, wisata religi, wisata sejarah, wisata kuliner, air terjun dan lainnya. Dengan dibangunnya Jembatan Suramadu serta peran aktif dari pemerintah dan masyarakat dalam memperkenalkan potensi wisata daerahnya, diharapkan tempat-tempat wisata di Pulau Madura tersebut tidak hanya mampu menarik wisatawan lokal dari Madura saja, tapi juga mampu menarik minat wisatawan lokal dari luar Madura. Bahkan bukan tidak mungkin jika dalam beberapa tahun mendatang Pulau Madura bisa disejajarkan dengan Pulau Bali, Pulau Lombok, dan Yogyakarta yang banyak dikunjungi wisatawan dari mancanegara. Pulau Madura juga memiliki tempat–tempat wisata pantai yang tak kalah indah dengan Pulau Bali dan Lombok. Terlebih Pulau Madura berdekatan dengan Bandara Internasional Juanda Surabaya yang saat ini telah dihubungkan dengan Jembatan Suramadu tentunya akan mempermudah turis asing jika ingin berkunjung ke Pulau Madura nantinya. Tentunya kemajuan wisata ini juga harus didukung kesiapan sarana prasarana, khususnya jalan arteri antar kabupaten di Pulau Madura dan juga jalan-jalan akses dan angkutan menuju tempat-tempat wisata tersebut agar mudah diakses oleh wisatawan. Diharapkan dengan pertumbuhan tempat-tempat wisata ini akan menjadi pendongkrak ekonomi lain bagi masyarakat Madura selain di sektor industri. Dengan adanya pertumbuhan tempat-tempat wisata tentunya akan banyak bermunculan usaha-usaha masyarakat seperti adanya penginapan, rumah makan, toko oleh-oleh dan kerajinan yang akan menggerakkan roda perekonomian disekitar tempat wisata tersebut.  
Selain itu PKL (Pedagang Kaki Lima) utamanya yang berada di sekitar Jembatan Suramadu harus ditata ulang. PKL ini memiliki dua potensi. Jika tidak dibina dan diarahkan maka berpotensi menimbulkan kesemerawutan dan kesan kumuh dari wisatawan yang datang. Tapi jika dapat ditata secara benar tentunya akan berpotensi membangkitkan ekonomi khususnya disektor usaha kecil menengah dan mampu menarik lebih banyak wisatawan. Kita tentu pernah melihat acara wisata yang ditayangkan di televisi. Di televisi sering kita lihat acara jalan-jalan ke luar negeri. Ternyata dari sana kita mengetahui jika PKL di luar negeri khususnya di negara-negara maju sudah disediakan tempat tersendiri oleh pemerintahnya dan juga telah mendapat pembinaan. Tak khayal jika PKL-PKL diluar negeri ini laris manis diserbu wisatawan asing yang sedang berlibur dikarenakan selain harganya yang murah juga tempatnya yang nyaman dan bersih sehingga wisatawan tidak segan mendatanginya. Diharapkan pemerintah juga melakukan hal yang sama pada PKL di sekitar Jembatan Suramadu. Ditata ulang dan sediakan tempat khusus yang mudah diakses wisatawan. Selain itu PKL juga perlu dibekali ilmu kewirausahaan sebagai upaya membangun SDM. Dan yang tak kalah penting perlu kesadaran dari PKL untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar wisatawan lokal maupun asing merasa nyaman.
Sebagai jembatan terpanjang dan termegah di Indonesia, tidak bisa dipungkiri bahwa Jembatan Suramadu kini sudah menjadi kebanggaan dan ikon masyarakat Jawa Timur bahkan rakyat Indonesia. Dari hal tersebut saja, sudah dapat terlihat bahwa Suramadu mempunyai daya tarik dan potensi sangat besar untuk menarik wisatawan. Tentunya yang diuntungkan dengan keadaan ini adalah Pulau Madura dan Kota Surabaya. Orang-orang yang berkunjung ke Kota Surabaya atau Pulau Madura tentunya memiliki rasa ingin tahu sehingga ingin melihat secara langsung atau merasakan langsung berkendara menyebrangi Selat Madura melalui Jembatan Suramadu. Untuk memanfaatkan peluang ini, perlu dikembangkan ide pembangunan kawasan wisata di kaki Jembatan Suramadu untuk menarik lebih banyak wisatawan, baik itu di wilayah kaki Suramadu sisi Kota Surabaya maupun sisi Pulau Madura. Di pesisir pantai yang di Surabaya dan Bangkalan yang berada persis didekat Jembatan Suramadu perlu dibangun suatu areal wisata dengan konsep ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau ini nantinya akan menjadi wahana rekreasi keluarga yang menawarkan view atau pemandangan yang menghadap langsung ke arah Jembatan Suramadu dan Selat Madura itu sendiri. Tentunya wahana ini juga harus dilengkapi sarana pendukung lain yang memberikan kenyamanan bagi wisatawan agar mau singgah seperti aneka pepohonan yang rindang yang dapat tumbuh di tepi laut untuk berteduh, tempat duduk pengunjung, tempat bermain anak-anak, jogging track, toilet, fasilitas wifi, serta adanya panggung hiburan untuk menampilkan pertunjukan seni lokal daerah. Dengan adanya tempat ini diharapkan wisatawan bisa berkumpul dengan keluarga, kerabat, maupun sahabatnya dan mengabadikan momen tersebut melalui foto dengan latar belakang pemandangan kemegahan Jembatan Suramadu. Disekitar areal ini nantinya juga diharapkan terdapat pasar seni, pasar oleh-oleh, maupun pasar kuliner khas daerah yang berasal dari para pedagang kaki lima yang sudah dibina dan ditata. Nantinya jika sudah banyak dikunjungi wisatawan, areal ini juga dapat digunakan sebagai tempat atau media untuk memperkenalkan dan mempromosikan tempat-tempat wisata lainnya, baik itu yang berada di Kota Surabaya maupun yang ada di Pulau Madura agar tempat-tempat wisata tersebut juga merasakan dampak dibangunnya areal wisata di dekat kaki Jembatan Suramadu, mengingat baik Kota Surabaya maupun Pulau Madura sama-sama memiliki banyak kawasan wisata seperti wisata pantai, wisata religi, wisata sejarah, kebun binatang, dan masih banyak lagi. Sebagai contoh Kota Surabaya memiliki tempat wisata seperti makam Sunan Ampel, Kebun Binatang Surabaya, Museum Kapal Selam, House of Sampoerna, dan masih banyak lagi. Sedangkan di Pulau Madura terdapat banyak tempat wisata yang tersebar di seluruh Pulau Madura antara lain Museum Keraton Sumenep, pantai-pantai indah di Kepulauan Kangean yang belum banyak dikenal wisatawan, Pantai Mamburit di Sumenep, Pantai Slopeng, Pantai Lombang, Pulau Sapeken, Gili Labak, Api Abadi di Pamekasan, Goa Gentong di Pamekasan, Air terjun Toroan di Sampang, Wana Wisata Bukit Geger di Bangkalan, dan masih banyak lagi yang belum disebutkan satu persatu. Tentunya semua itu juga harus diimbangi dengan kesiapan pemerintah daerah dalam mengelola tempat-tempat wisata tersebut.

Museum Kapal Selam Surabaya
Sumber: indonesiaexplorer.net

House of Sampoerna Surabaya
Sumber: wisatamuseum.com

Keraton Sumenep
Sumber: orekorekdulur.blogspot.com

Salah satu pantai di Kangean
Sumber: www.nusatravel.com

Pulau Mamburit
Sumber: jalanjalan.com

Gili Labak Sumenep
Sumber: tourisminsumenep.blogspot.com

Api Abadi di Pamekasan
Sumber: kaskus.co.id

Air Terjun Toroan di Sampang
Sumber: www.griyawisata.com

Mercusuar ZM Willem di Bangkalan
Sumber: www.tripadvisor.com


Semoga setelah lima tahun beroprasi kedepannya Jembatan Suramadu tidak hanya sebagai pelancar transportasi saja. Tapi lebih dari itu, yaitu sebagai pembangkit perekonomian di Pulau Madura yang bukan hanya di sektor PKL saja tapi mampu menjadikan Madura sebagai daerah industri yang mampu membuka banyak lapangan kerja baru khususnya bagi penduduk Surabaya dan Madura dan menekan angka pengangguran. Selain itu, diharapkan dibangunnya jembatan senilai 4,5 triliun rupiah ini mampu dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Surabaya, Madura, Jawa Timur, dan Indonesia bukan hanya sebagai pemasukan dari tarif tol saja yang tentunya dampaknya tidak dapat dirasakan oleh semua masyarakat. Untuk mencapai Pulau Madura sebagai pusat industri dan memajukan pariwisata diperlukan sinergi berbagai pihak yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat asli Surabaya dan Madura khususnya.
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Judul: Pembangunan Sektor Industri dan Wisata Setelah Lima Tahun Jembatan Suramadu
Ditulis Oleh Alfiandi's Blog
Jika mengutip harap mencantumkan sumber dan memberikan link menuju ke artikel Pembangunan Sektor Industri dan Wisata Setelah Lima Tahun Jembatan Suramadu ini. Segala bentuk pelanggaran hak cipta akan dilaporkan ke DMCA Takedown. Komentar yang tidak sopan dan tidak berhubungan dengan topik seperti promosi, jualan, dsb tidak akan dipublikasikan. Terima kasih atas perhatiannya. Happy Blogging :)
Previous
Next Post »
Thanks for your comment